Kota Yang Indah, Sayangnyaa....
Assalmualaikum wr.wb
Sebelumnya terimakasih sudah
berkunjung ke blog ini, semoga saya bisa memberikan manfaat melalui blog ini,
Amiin. Kali ini saya mau membahas sebuah kota yang indah dan kaya akan alamnya
tetapi sekarang sudah lenyap hilang ditelan Bumi. Bagaimana bisa terjadi? Berikut
ini informasi tentang kota tersebut dari beberapa sumber.
§ KOTA POMPEII
Kota Pompeii terletak pada koordinat
40° 45′ 2″ LU, 14° 29′ 23″ BT, sebelah tenggara kota Napoli, dekat dengan kota modern Pompei saat ini. Kota ini berdiri di lokasi
yang terbentuk dari aliran lava ke arah utara di hilir Sungai Sarno (zaman dulu
bernama “Sarnus”). Saat ini daratan ini agak jauh letaknya di daratan, namun
dahulu merupakan daerah yang dekat dengan pantai.
Meskipun kota Pompeii terletak di daerah pegunungan namun jalan-jalan di kota ini dibuat lurus dan berpola pada tradisi murni Romawi kuno, permukaan jalan tersusun atas batu-batu poligon,sedangkan bangunan-bangunan rumah dan toko-toko di kedua sisi jalan, mengikuti decumanus dan cardusnya.
Decumanus adalah jalan-jalan yang merentang dari timur ke barat, sementara cardus merentang dari utara ke selatan.Gunung Vesuvius merupakan gunung yang telah membisu sejak dua ribu tahun yang lalu itu juga dinamai “The Mountain of Warning” (Gunung Peringatan).
Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota tersebut dipenuhi oleh meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi.
Saking banyaknya hingga jumlah rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran tersebut.
Menurut tradisi ini, yang berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi, akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.
Gempa lainnya, yang lebih ringan, terjadi pada Th 64,Agustus tahun 79, sebenarnya peringatan bahwa akan terjadi bencana besar sudah mulai nampak dengan ditandainya aktifitas getaran - getaran ringan yang semakin kontinyu dan mata air dan sumur-sumur mulai mengering.
Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus 79,namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal 24 Agustus, terjadilah letusan gunung Vesuvius.
Ledakan itu merusakkan wilayah tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah pemukimanlainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.
Bagaimana bisa terjadi ribuan manusia tertimpa maut tanpa melihat dan mendengar sesuatu apapun?
Dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius.
Hampir bisa dipastikan bahwa para penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat sekejap tersebut, ini terlihat dari jasad - jasad mereka yang masih utuh membatu menunjukkan bahwa posisi jasad yang sedemikian alami tanpa menampakkan sebuah bahasa tubuh dan raut muka orang - orang yang sedang mengalami histeria masal, mendapatkan teror maut dan kebingungan.
Diantaranya banyak ditemukan wajah mereka terlihat berseri-seri,sedang tertidur,duduk dengan posisi normal, dan sedang melaksanakan aktivitas seperti biasanya, bahkan ditemukan jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan terawetkan pada detik tersebut.
Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih belia.
Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Namun secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab kemudian merenggut nyawa seketika itu.
Selama 16 Abad kota ini menghilang,debu tebal menutupi dua buah kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung Vesuvius, Sebenarnya kota ini telah ditemukan kembali pada 1599 oleh seorang arsitek bernama Fontana yang menggali sebuah jalan baru untuk sungai Sarno,namun ada dugaan yang menyatakan bahwa Fontana menemukan beberapa fresko erotis selama penggalian yang dilakukannya, namun karena norma-norma kesopanan yang amat kuat saat itu ia mengubur fresko-fresko itu kembali.
Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim lain sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut menunjukkan suasana telah pernah digali dan dikuburkan kembali,150 tahun kemudian barulah dilakukan kembali upaya penggalian kota dari timbunan tanah.
Kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, dan Pompeii pada 1748. Banyak ditemukan bangunan - bangunan yang masih dapat di ketahui jejak arsitekturnya, bahkan mozaik - mozaik dan lukisan dindingpun masih dapat dinikmati, bahkan situs kota kuno ini secara keseluruhan termasuk struktur topografinya dapat diketahui dengan pasti tanpa memerlukan modifikasi atau penambahan.
Situs di kota kuno itu sekarang dapat dilihat kembali melalui reruntuhan - reruntuhannya.
Menyikapi kejadian aneh dibalik bencana dan tragedi yang terjadi di Pompeii, opini orangpun terbelah menjadi 2 banyak orang,alih - alih seseorang dengan pola pikir sekuler,tentunya menganggap kejadian ini hanyalah sebuah bencana dan kejadian alam saja, akan tetapi tak kalah banyak juga dari kalangan awam.
Alih - alih dari kalangan yang mempunyai pola pikir agamis dan religius mengaitkan kejadian besar ini mirip dengan bencana yang ditimpakan terhadap kaum Luth as yang menimpa penduduk Sodom dan Gommorah sangatlah mirip dengan bencana yang menghancurkan kota Pompeii,karena degradasi akhlaq dengan banyaknya pusat pelacuran,kaum homoseksual dan kemerosotan moralnya.
Gunung Vesuvius adalah simbol negara Italia,
khususnya kota Naples.Di sebelah kanan gunung Vesuvius terletak kota Naples,
sedangkan kota Pompeii berada di sebelah timur gunung tersebut.
Para penduduk Pompeii, telah lama terbiasa dengan
getaran kecil, namun pada 5 Februari 62 terjadi gempa bumi yang hebat yang
menimbulkan kerusakan yang cukup besar di sekitar teluk itu dan khususnya
terhadap Pompeii.
Menyikapi kejadian tersebut
adalah suatu keanehan terjadi pada bencana tersebut yang sangat sulit untuk
dimengerti.
Dukuh Legetang adalah sebuah daerah di
lembah pegunungan Dieng, sekitar 2 km ke utara dari kompleks pariwisata Dieng
Kabupaten Banjarnegara. Dahulunya masyarakat dukuh Legetang adalah
petani-petani yang sukses sehingga kaya. Berbagai kesuksesan duniawi yang
berhubungan dengan pertanian menghiasi dukuh Legetang. Masyarakat dukuh
Legetang umumnya ahli maksiat dan bukan ahli bersyukur. Perjudian disana
merajalela, begitu pula minum-minuman keras (yang sangat cocok untuk daerah
dingin). Tiap malam mereka mengadakan pentas Lengger (sebuah kesenian yang
dibawakan oleh para penari perempuan, yang sering berujung kepada perzinaan).
Anak yang kawin sama ibunya dan beragam kemaksiatan lain sudah sedemikian parah
di dukuh Legetang.
- Tragedi Sinila 1979
Tragedi Sinila 1979
Sekedar mengingatkan kembali, pada tanggal 20 Februari 1979 pagi, kawah Sinila
di Desa Dieng Wetan meletus dan menimbulkan gempa. Karena panik, ratusan warga
lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Tapi nahas, alih-alih
selamat, sebanyak 149 orang meninggal karena menghirup gas beracun CO2 yang
keluar dari sarangnya di kawah Timbang, tetangga dekat kawah Sinila. Gas
tersebut keluar dari kawah Timbang karena terpicu letusan kawah Sinila. Korban
tragedi Sinila
- Tragedi Musnahnya Dusun Legetang 1955
Sampai saat ini, dataran tinggi Dieng merupakan
kawasan yang masih labil. Otoritas yang berwenang pun telah menyebarkan
peringatan tentang hal tersebut. Di wilayah yang sejatinya merupakan kaldera
raksasa ini dapat saja terjadi pergerakan tanah yang tiba-tiba, baik itu
merekah maupun longsor. Rekan-rekan Kompasianer mungkin ada yang belum
mendengar cerita tentang sebuah dusun yang hilang karena “ketiban gunung”. Pada
tengah malam tanggal 16 April 1955, menjelang pergantian hari, Dusun Legetang
yang masuk dalam wilayah administrasi Desa Pekasiran, Kecamatan Batur,
Banjarnegara, tiba-tiba lenyap dari permukaan bumi. Penyebabnya adalah potongan
puncak gunung/bukit Pengamun-amun yang beberapa minggu sebelumnya telah terlihat
retakannya, pada malam yang dingin itu bongkahan tanah berukuran raksasa
tersebut tiba-tiba “terbang” dan berpindah ke lembah dimana Dusun Legetang
berada. Sebanyak 332 jiwa penduduk Dusun Legetang dan 19 orang dari desa-desa
tetangga yang tengah berkunjung ke dusun tersebut ikut tertimbun dan dianggap
meninggal. Beredar cerita tentang kondisi sosial masyarakat dusun yang sebagian
besar berperilaku kurang terpuji, yang mengingatkan orang akan kaum Sodom
Gomorah yang dihukum Tuhan dengan cara yang kurang lebih sama. Yang sangat aneh
dan menjadi misteri adalah, mengapa kawasan antara kaki gunung dan perbatasan
Dusun Legetang yang berjarak beberapa ratus meter (jurang dan sungai), tidak
ikut tertimbun.
Kini tanah lokasi bencana itu sedikit demi sedikit digarap warga untuk
budidaya tembakau dan sayur. Sekitar 1980, ketika kentang menggusur tanaman
tembakau dan jagung di pegunungan Dieng, bekas dusun pun berubah jadi ladang
kentang dan kobis, termasuk tanah kuburan umum milik bekas dusun tersebut.Kini suasana Dieng dan sekitarnya sangat semarak dengan nuansa religius.
Kehadiran potensi wisata disana tidak menyurutkan laju pertumbuhan masjid,
pesantren, serta kegiatan-kegiatan keIslaman subur berkembang. Bahkan pengajian
menjadi salah 1 program wajib desa/kelurahan, bukan hanya program di masjid/musholla.
Subhanallah, dalam peristiwa kota tersebut kita tau bahwa daerah tersebut
diberikan kekayaan alam yang melimpah dari Allah tapi alangkah bodohnya manusia
mendustakan nikmat Allah. Semoga kejadian ini tak terulang lagi. Sekian semoga
bermanfaat untuk semua!
REFERENSI
http://www.kompasiana.com/kandar_tjakrawerdaja/horor-dieng-itu-nyata-adanya_5520be03a33311cd4846ce99
Komentar
Posting Komentar