Jaka tarub dan 7 bidadari
Di suatu desa,
hiduplah seorang perempuan tua yang biasa dipanggil Nyi Randa Tarub (hidup
di dusun Tarub), dia mempunyai anak angkat bernama Jaka Tarub yang
telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang
berburu. Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya, dia mendengar suara
wanita yang kurang jelas karena ditelan dedauanan, karena penasaran Jaka
Tarub akhirnya menuju ke sumber suara secara mengendap-endap. Jaka Tarub
melihat empat orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir
bersamaan dengan itu, dia juga melihat beberapa lembar selendang yang
tergeletak dipinggir telaga, ada bisikan dari dalam diri Jaka Tarub untuk
mengambilnya, dan secara mengendap-endap dia mengambil salah satunya. Ketika
para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke kahyangan, salah satu
dari mereka panik karena tidak menemukan selendangnya, tapi ketiga bidadari
lain tidak dapat berbuat apa-apa.
Melihat hal tersebut Jaka
Tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Nawang Wulan itu,
Nawang Wulan terpaksa harus menceritakan semuanya, Dewi Nawang Wulan tidak
punya pilihan lain, akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub
Hari berganti hari,
mereka menikah dan mempunyai anak. Bagaimanapun Dewi Nawang Wulan adalah
seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan, salah satunya adalah dapat
membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi, asalkan tidak ada yang
mengetahui hal itu, itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya untuk
membuka tanakan nasinya, namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa
penasarannya, dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada
satu biji padi di dalamnya. Jaka Tarub menanyakan perihal itu ke isterinya,
seketika itu pula Dewi Nawang Wulan kehilangan kesaktian.
Karena telah
sepenuhnya menjadi manusia biasa, Dewi Nawang Wulan pun harus bersusah payah
untuk membuat kebutuhan sehari-hari, harus bersusah-susah menumbuk padi, dan
mengambil padi dilumbung. Semakin lama, padi dilumbung semakin berkurang.
Sampai suatu hari, ketika Dewi Nawang Wulan ingin mengambil padi, dia menemukan
selendangnya terselip diantara butir-butir padi. Dewi Nawang Wulan merasa sedih
sekaligus gembira, dia senang karena mengatahui dia akan segera berkumpul
bersama teman-temannya, dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya,
tapi tak ada pilihan lain, dia harus meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi
ternyata melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi.
Dewi Nawang Wulan hanya berpesan agar
suaminya membuat sebuah danau di dekat pondoknya sesaat sebelum kembali ke
kahyangan.
.
Unsur Intrinsik
Tema : Kisah hidup seorang pemuda
desa yang mempunyai istri seorang bidadari.
Sudut pandang: Sudut pandang orang
ketiga, karena di cerita tersebut selalu menggunakan kata dia, dirinya,mereka.
Latar :
· Dihutan ketika Jaka Tarub berburu
kemudian menemukan para bidadari yang sedang mandi di telaga, suasana pada saat
itu adalah menenggankan bagi Jaka Tarub, kepanikan dan kesedihan yang mendalam
bagi Nawang Wulan. hal ini terjadi pada siang menjelang petang.
· Di lumbung padi ketika Dewi
Nawang Wulan menemukan seledangnya kembali, suasana hati Nawang pada saat itu
adalah gembira sekaligus sedih, sedangkan untuk Jaka Tarub menenggangkan karena
takut tidak mendapat maaf dari Dewi Nawang Wulan, juga sedih.
Alur : Alur maju dikarenakan cerita
tersebut di mulai dari Jaka Tarub menucuri selendang Dewi Nawang Wulan, lalu
mereka menikah, kemudian menjalani rumah tangga, sampai akhirnya Dewi nwang
mualn kembali ke kahyangan.
Gaya Bahasa : Baku
Penokohan :
· Jaka Tarub:
- Gegabah
- Berfikiran pendek
- Egois
- Berhati besar
· Dewi Nawang Wulan:
- Berhati besar
- Pemaaf
- Penyayang
Amanah :
Jangan pernah menyembunyikan sesuatu dari orang yang kita sayangi. Karena
justru akan lebih menyakitkan kalo dia mengetahui apa yang kita sembunyikan.
Kita sebagai manusia, tentu mempunyai
banyak kesalahan,baik yang kita sengaja ataupun tidak. Olehkarena itu kita
harus saling memaafkan.
Apapun amanah yang diberikan seseorang
kepada kita, harus senantiasa kita jaga sebaik-baiknya. Kepercayaan seseorang
kepada kita akan bertambah jika kita bisa menjaga amanah orang tersebut.
Unsur Extrinsik
Nilai Budaya :
· Di Dalam Cerita : Dewi Nawang Wulan
masih menggunankannya cara tradisinoal dalam mengolah bulir-bulir padi
menjadi nasi.
· Sekarang : masyrakat pada umumnya
sudah meninggalkan cara tradisional dan beralih ke cara modern
Niliai Agama :
Perbandingan nilai-nilai yang terkandung
di dalam cerita tersebut dengan nilai-nilai di masa sekarang
Nilai Moral :
· Di Dalam Cerita : Dewi Nawang Wulan
memaafkan suaminya yang telah berbuat salah kepada dirinya
· Sekarang : dimasa sekarang ini
seorang wanita sepeti Nawang mulan sudah sangat langka, masih memaafkan
seseorang yang telah merubah hidupnya.
Nilai Moral :kelapangan hati Dewi Nawang
Wulan untuk memafkan suaminya, juga Jaka Tarub yang dengan ikhlas merelakan
isterinya.
http://economyscience.blogspot.co.id/2012/03/unsur-unsur-cerita-dan-pembahasan-jaka.html
Komentar
Posting Komentar