Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Roti Buaya Lambang Kesetiaan Suku Betawi

Gambar
Asal muasal adanya roti buaya ini, konon terinspirasi perilaku buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya.Dan masyarakat Betawi meyakini hal itu secara turun temurun. Selain terinspirasi perilaku buaya, simbol kesetiaan yang diwujudkan dalam sebuah makanan berbentuk roti itu juga memiliki makna khusus. Menurut keyakinan masyarakat Betawi, roti juga menjadi simbol kemampanan ekonomi. Dengan maksud, selain bisa saling setia, pasangan yang menikah juga memiliki masa depan yang lebih baik dan bisa hidup mapan. Roti Buaya Sebagai Simbol Pernikahan Adat Betawi Setiap acara pernikahan yang mengusung adat Betawi, pasti tak pernah meninggalkan roti buaya. Biasanya roti yang memiliki panjang sekitar 50 sentimeter ini dibawa oleh mempelai pengantin laki-laki pada acara serah-serahan. Selain roti buaya, mempelai pengantin laki-laki juga memberikan uang mahar, perhiasan, kain, baju kebaya, selop, alat kecantikan, serta beberapa peralatan rumah tangga. Dari sejumlah barang yang diserahk

Jaka tarub dan 7 bidadari

Gambar
Di suatu desa, hiduplah seorang perempuan tua yang biasa dipanggil Nyi Randa Tarub (hidup di dusun Tarub), dia mempunyai anak angkat bernama Jaka Tarub yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang berburu. Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya, dia mendengar suara wanita yang kurang jelas karena ditelan dedauanan, karena penasaran Jaka Tarub akhirnya menuju ke sumber suara secara mengendap-endap. Jaka Tarub melihat empat orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu, dia juga melihat beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga, ada bisikan dari dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya, dan secara mengendap-endap dia mengambil salah satunya. Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke kahyangan, salah satu dari mereka panik karena tidak menemukan selendangnya, tapi ketiga bidadari lain tidak dapat berbuat apa-apa. Melihat hal tersebut Jaka Tarub mendekati sang bidadari yang ter